Surat Pengusaha Kepada Puteranya Tentang Pendidikan
Anakku,
Sebagian besar orang menganggap bahwa pendidikan hanyalah sesuatu yang ada hubungannya dengan sekolah. Sekolah memang adalah salah satu tempat yang baik untuk memulai pendidikan. Banyak sekolah terkenal sebagai sekolah yang menghasilkan pelajar-pelajar baik. Dan saya rasa salah satu penyebab keberhasilan itu adalah karena ada penekanannya terhadap disiplin. Tentu saja banyak orang yang berhasil tanpa lebih dahulu melalui jenis sekolah yang terkenal-tapi alasan keberhasilan mereka juga sama yaitu disiplin. Dalam hal ini disiplin diri. Inilah kunci utama yang membedakan orang berhasil dan tidak berhasil. Tapi suatu sekolah yang baik yang kita nikmati bersama paduan orang-orang yang baik tentu saja merupakan awal yang menguntungkan. Bila daya eksternal (yang bagaimanapun sebenarnya diluar kekuasaan kita untuk mengaturnya), dikombinasikan dengan karakteristik internal yang baik, maka bagi seseorang yang mempunyai tekad untuk maju tidak lagi mempunyai alasan untuk gagal.
Dalam semangat yang dimiliki oleh sekolah, maka yang perlu kita bawa ke dalam kelas adalah elemen keingintahuan. Hasrat untuk tahu akan membuat belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan. Banyak dari teman-teman kita pelajar yang begitu sibuk mengeluhkan guru dan sistem ketimbang memperhatikan pelajarannya. Padahal ini adalah alasan utama mengapa kita berada di sekolah. Ketika masih di perguruan tinggi, sistem belum berubah dan mungkin tidak akan berubah banyak juga hingga tiga puluh tahun lagi.
Banyak dari kita yang akan memilih untuk terjun ke dunia kerja, Bagi orang-orang muda dunia tersebut kelihatan menggiurakn: mobil bagus, perjalanan ke mana-mana dan makan di restoran yang terbaik. Memang, terjun di dunia kerja adalah sesuatu yang baik jika kita bisa menemukan bidang dan peluang yang tertentu disana, sebab dunia kerja sangat besar dan kompleks. Dunia kerja adalah juga dunia yang penuh kebangkrutan dan dunia dimana orang mati muda karena tekanan jiwa. Untuk mempersiapkan diri selengkap mungkin agar terhindar dari semua jebakan-jebakan yang diperhadapkan oleh dunia kerja setiap hari, maka mulai sekarang kita perlu merancang pendidikan.
Berbicara mengenai pilihan mata pelajaran, maka janganlah terpukau hanya kepada mata pelajaran yang ada kaitannya dengan dunia kerja kita nantinya. Ada banyak mata pelajaran yang bisa kita pilih untuk memberikan pada kita perspekyif yang lebih luas mengenai dunia ini dan membantumu menjadi seorang usahawan yang lebih baik kelak. Beberapa contoh antara lain, Ilmu politik, Sejarah, Ilmu Bumi dan Astronomi.
Menurut penulis inggris John Dryden di dunia ini semua hal pasti berguna bagi lainnya. Dan saya percaya dengan sepenuh hati akan ucapannya ini. Kalau boleh saya memberi saran, ambillah yang bisa memberikan perspektif yang lebih luas atau suatu pandangan yang baru mengenai kehidupan ini. Kita belum tahu jenis Industri apa yang akan kita masuki atau bagaimana berharganya pengetahuan itu nanti (walaupun itu kecil), begitu kita berjalan di dunia kerja yang penuh ranjau ini.
Pendidkan di universitas dirancang untuk mengembangkan otak kita, untuk melatih kita bekerja keras, dan untuk mengajar kita bagaimana mengatur hari dan jam ketika bertemu berbagai macam orang, berolahraga, berkencan dengan gadis-gadis, minum bir dan menikmati kehidupan in. (Hanya jangan terlalu banyak memberi tekanan terhadap tiga "subjek" yang terakhir itu, sebab walaupun kerja kerasnya masih sedikit, seseorang itu cenderung lebih banyak menghabiskan hari-harinya untuk ketiga hal tersebut).
Juga di Universitas kita bisa memperoleh rumusan sukses seperti yang dikatakan oleh Francis Bacon. Francis Bacon mengatakan, "membaca membuat seorang manusia menjadi berisi; diskusi membuatnya menjadi siap; dan menulis membuatnya menjadi jelas dan pasti." Nah kini ada suatu kombinasi unsur; suatu trio yang tak pelak lagi bisa membawa siapa saja yang ingin naik. Bila nanti, ketika meninggalkan universitas, kita telah merasa cukup banyak membaca, kita telah tahu bagaimana menulis, dan kau telah mengenal manusia, maka berarti kita telah siap untuk terjun ke dunia kerja. Dan kalau boleh saya katakan, kita sendiri tidak pernah merasa sudah berada dalam tahap dimana sudah tidak ada lagi yang perlu dipelajari. Walaupun kita tua tetapi selalu banyak yang bisa kita pelajari.
Dalam usia yang delapan belas tahun maka penting untuk mempunyai gambaran akan jadi apa kau sepuluh tahun dari sekarang. periode usia antara dua puluh sampai tiga puluh adalah periode yang paling menentukan dalam belajar. Bila dalam periode ini kita tidak bisa mendapatkan pengetahuan yang kita perlukan bagi karya di masa mendatang, maka besar kemungkinan pengetahuan itu tak akan pernah lagi kita dapatkan. Pada usia tiga puluh, hidup kita akan menjadi hidup yang sudah diisi oleh seorang istri, beberapa anak, kegiatan mencicil hutang dan bekerja. Waktu untuk belajar dan menyiapkan karir sudah tinggal sedikit. bahkan ada yang mengatakan bahwa pada usia yang seperti ini, dalam menyerap informasi, otak kita sudah tidak seefisien dulu.
Tujuan atau sasaran hidup kita pada usia tiga puluhan mungkin sekarang masih dianggap mimpi atau khayalan. Walaupun begitu kita perlu senantiasa meletakkannya didepan pikiran, menjadi peransang atau motivasi. Tanpa suatu tujuan atau sasaran untuk dikejar, maka rasanya tak mungkin kita bisa tahan belajar lama. Setiap kali turun dari rangjang di pagi hari, maka sasaran hendaklah kita letakkan didepan kita. Hanya dengan beginilah maka kita bisa bertahan melalui berbagai kesuliatan; pekerjaan yang tidak habis-habisnya, gagal dalam ujian, nilai rendah dalam pelajaran mengarang essai, dosen yang membosankan, atau mata pelajaran yang sulit tapi harus diambil.
Begitu kita menetapkan sasaran, maka kita perlu mencari tahu sebanyak mungkin keterangan memgenai sasaran tersebut. Banyak orang berkata,"Rasanya saya akan menjadi seorang ahli hukum", tanpa sedikit pun mengetahui gambaran apa yang dilakukan oleh ahli hukum sepanjang hari, atau tanpa sedikitpun pengetahuan mengenai bidang hukum mana yang akan diambilnya. Alangkah baiknya kalau berbicara dengan orang yang mempunyai profesi seperti apa yang kits cita-citakan. Tapi orang itu hendaklah seseorang yang mempunyai pandangan yang berimbang mengenai kehidupan ini. Tak ada gunanya kita berbicara dengan seseorang yang begitu kerasukan akan profesi yang dipilihnya sehingga berpendapat bahwa hukumlah satu-satunya topik yang ada di dunia ini. Tapi pada fihak lain, tak ada juga gunanya berbicara dengan seseorang yang benci terhadap profesinya. "konselor" yang baik akan merekomendasikan mata pelajaran yang harus kita ambil. Tapi yang lebih penting lagi, begitu kita selesai dan siap untuk membuka praktek sendiri, ia akan memberitahukan kenyataan yang bakal dihadapi.
Bila hal-hal pendahuluan seperti diatas kita lakukan, maka kita tidak hanya terhindar dari pemborosan waktu, tapi kita juga akan terhindar dari perasaan menyesal seumur hidup karena merasa terjebak dalam suatu profesi yang rupanya tidak begitu mengasyikkan.
Lihatlah sebelum melompat
Sebab apa yang kau tabur, Itulah yang akan kau tuai.
Hormat saya,
"Gurumu"
Via : http://www.foldersoal.com
Belum ada Komentar untuk "Surat Pengusaha Kepada Puteranya Tentang Pendidikan"
Posting Komentar